Kamis, 18 Juni 2015

SPESIFIKASI ALAT  :

1.      Berbentuk persegi panjang ±10 x 8 cm
2.      Tebal layar ±1cm
3.      Walaupun layarnya keras, namun dia dapat ditembus oleh jarum suntik dan menunjukan keberadaan letak vena.
4.      Dia berfungsi dalam membantu tenaga ahli kesehatan dalam melakukan pengambilan specimen darah yang biasanya membutuhkan  waktu yang cukup lama dalam pengambilannya. Namun dengan alat ini hanya dengan hitungan detik specimen darah dapat diambil dan tidak mengalami kegagalan pada saat menusuk.
5.      Alat ini juga tidak membutuhkan tourniquet. Karna alat ini multifungsi sebagai tourniquet juga. Cukup diletakan diatas lengan maka alat ini akan menempel dengan lekat (tidak dapat digoyahkan)  dan berperan sebagaimana tourniquet membendung pembuluh darah.
6.      Selain untuk membantu melakukan pengambilan specimen darah, alat ini juga membantu dalam pemasangan infuse. Cara kerjanya sma dengan diatas, namun bedanya jika pada infuse. Setelah jarum masuk di pembulih darah, alat ini akan melepaskan diri dengan sendirinya.


-          TERIMAKASIH  -

Rabu, 10 Juni 2015



Selamat Pagi..
Salam KSR.. Salam terhangan untuk kita semua. 
Pagi ini saya ingin berbagi sedikit cerita dengan kalian bagaimana kegiatan organisasi KSR kami di unit AAK Nasional Surakarta.
Selasa, 2 Juni 2015. Dengan mengenakan logo PMI, rombongan Mahasiswa AAK yang tergabung dalam Korps Sukarelawan (KSR) PMI unit AAK Nasional Surakarta dengan penuh rasa semangat, toleransi dan kebahagiaan datang menghapiri warga tidak mampu untuk memberikan sedikit apa yang kami punya selama ini. Kegiatan bakti social ini adalah bentuk loyalitas kami sebagai relawan PMI yang seharusnya ditanamkan pada setiap kepribadian para anggota KSR.. Menurut Ketua Panitia kami, Yeni Fitria Rahmawati,  "Kegiatan ini merupakan proker / agenda rutin KSR unit AAK Nasional Surakarta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat." Kegiatan ini diselenggarakan pukul 09.00 WIB di kawasan Semanggi dan Gilingan. Tidak hanya untuk hari ini kami mengabdi kepada masyarakat, namun kami anggota KSR PMI unit AAK Nasional Surakarta akan berupaya terus untuk mengabdikan diri kepada masyarakat baik internal KSR maupun bersama-sama dengan PMI kota Surakarta. Inilah sedikit cerita yang dapat saya berikan buat kalian. Semoga bermanfaat dan tunggu episode selanjutnya yaaa.... 



Minggu, 24 Mei 2015

Sabtu, 02 Mei 2015

TUTORIAL MOTIF BATIK SEDERHANA MENGGUNAKAN COREL DRAW X3

MOTIF BATIK SEDERHANA MENGGUNAKAN COREL DRAW X3 





Untuk mengetahui lebih lengkapnya, silahkan KLIK DISINI
Selamat mencoba. SEMANGAAAT!!

Jumat, 01 Mei 2015

Hipertensi

   
    Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial, sistol ≥ 140 mmHg dan diastol ≥ 90 mmHg. Tekanan darah bergantung kepada : 1. Curah jantung 2. Tahanan perifer pada pembuluh darah 3. Volum atau isi darah yang bersirkulasi Faktor utama dalam mengontrol tekanan arterial ialah output jantung dan tahanan perifer total. Bila output jantung (curah jantung) meningkat, tekanan darah arterial akan meningkat, kecuali jika pada waktu yang bersamaan tahanan perifer menurun. Tekanan darah akan meninggi bila salah satu faktor yang menentukan tekanan darah mengalami kenaikan
( Lumbantobing, 2008).

Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui peyebabnya, disebut juga hipertensi     idiopatik. Terdapat 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti genetik,                       lingkungan, sistem renin angiotensin, sistem saraf otonom, dan faktor-faktor yang meningkatkan         risiko seperti merokok, alkohol, obesitas, dan lain-lain (Lauralee, 2001).
2. Hipertensi sekunder, terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, misalnya 
    a. Penyakit ginjal : glomerulonefritis akut, nefritis kronis, penyakit poliarteritis, diabetes nefropati,     b. Penyakit endokrin : hipotiroid, hiperkalsemia, akromegali, 
    c. koarktasio aorta,
    d. hipertensi pada kehamilan,
    e. kelainan neurologi, 
    f. obat-obat dan zat-zat lain (Lauralee, 2001).

Gejala hipertensi :

     Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). 
     Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2000 ). 
     Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial,Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi,Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Wiryowidagdo,2002)

Faktor resiko Hipertensi :

    Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005).
     Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause 
     Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 18,6% pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6 pada pria dan 13,7% pada wanita (Gunawan, 2001). (Depkes@gmail.com)
     Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi ( Astawan,2002 )
     Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004). 
     Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000). Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah. Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari, akan meningkat prevalensinya 15-20% (Wiryowidagdo, 2004). 
     Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makanmakanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma, 2000). 
     Merokok merupaka salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembulu dadarah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokokmenggantikan iksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam orga dan jaringan tubuh
( Astawan, 2002 ). 
     Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuan aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri ( Amir, 2002 ). 
     Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz, 2001).

Komplikasi Hipertensi :

     Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Universitas Sumatera Utara Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000). Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Santoso, 2006). 
     Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000). 
     Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000). 
     Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma.Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak Universitas Sumatera Utara napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002) Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neronneron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000).

Namun ada sedikit tips untuk menghindari Penyakit Hipertensi / Darah Tinggi yang harus anda ketahui supaya tubuh tidak mudah terkena oleh Penyakit Hipertensi / Darah Tinggi. Diantaranya adalah :
  • Rajin-rajinlah berolahraga (minimal 2x dalam seminggu).
  • Kurangi mengkonsumsi makanan terlalu banyak garam.
  • Konsumsilah sayuran dan buah-buahan segar setiap hari.
  • Konsumsilah Obat Herbal Ace Maxs secara rutin dan teratur.
  • Jangan merokok serta tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
  • Konsumsi makanan secara seimbang dan teratur.
  • Jauhi pikiran-pikiran negative (-) dan jauhi stress berlebih.

Daftar Pustaka :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21596/4/Chapter%20II.pdf

Kamis, 30 April 2015

Chikungunya

     Demam Chikungunya adalah suatu penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk dan dikenal pasti pertama kali di Tanzania pada tahun 1952. Nama chikungunya ini berasal dari kata kerja dasar bahasa Makonde yang bermaksud “membungkuk”, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia) (Powers and Logue 2007).
     Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur tubuh penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, serta persendian tangan dan kaki. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C. Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah, meski sama tapi penyakit ini tidak mematikan. Penyakit ini pertama kali dicatat di Tanzania Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya pada tahun 1982. 

Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah :

     Tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang - tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu.
     
Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.

Cara menghindari Chikungunya :

     Cara menghindari penyakit ini adalah dengan membasmi nyamuk pembawa virusnya. Ternyata nyamuk ini punya kebiasaan unik. 
1.  Mereka senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. 
2. Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar.
3. Nyamuk ini sangat menyukai tempat yang gelap dan pengap. Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.
Pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Mulailah pola hidup sehat agar tercipta lingkungan yang bersih dan bebas penyakit.

Daftar Pustaka :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23166/4/Chapter%20II.pdf
http://www.garutkab.go.id/download_files/article/Penyakit%20Chikungunya.pdf

Sabtu, 11 April 2015

Perhitungan Alkalimetri


Indikator PP 1% 

(1 mahasiswa 9 tetes x 36 = 324 tts =360 tts : 20 = 18 ml) 1/100x 18 = 0,18 gram )

- Menimbang reagen PP 1% sebanyak 0,18 gram (180 mg)
- Melarutkan dalam 10 ml etanol
- Menambahkan aquadest add 18 ml
- Melakukan pengecekan pH larutan (hasil harus dalam range 4,8 – 6,0 (asam)
- Memasukkan ke dalam botol penampung, beri label (nama indikator, pH, tanggal pembuatan)

NaOH 0,1 N 

( 1mhs 150 ml x 36 = 5400 ml + pembakuan 150 ml = 5550 ml= 6 liter)
N/V x BM x ml.pembuatan/1000 0,1/1 x 40 x 6000/1000 = 24 gram/ 6 liter.

- Larutkan kurang lebih 24 gram NaOH ke dalam 6000 mL aquades dalam botol tertutup gabus dilapisi plastik, jika perlu dekantasi.
- Sementara itu panaskan 1 L aquades didihkan 5-10 menit (sejak mendidih). Kemudian dinginkan dan masukkan ke dalam botol yang tertutup plastic.
- Dengan menggunakan pipet ukur ambil 6,5 mL larutan NaOH tersebut (bagian yang jernih) masukkan ke dalam botol yang berisi aquades yang telah didihkan tadi. Beri etiket setelah botol dikocok.

Bakukan NaOH ini dengan larutan asam. H2C2O4.5H2O 0,1 N 

( pembakuan = 30 ml = 50 ml) 0,1/2 x 126,07 x 50/1000 = 0,315175 gram/ 50 ml = 315 mg/50 ml )

- Timbang dengan teliti H2C2O4.5H2O yang 315 mg, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 50 mL, larutkan dengan aquades sampai tepat tanda batas, tutup labu ukur dan kocok sampai homogen.