Kamis, 30 April 2015

Chikungunya

     Demam Chikungunya adalah suatu penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk dan dikenal pasti pertama kali di Tanzania pada tahun 1952. Nama chikungunya ini berasal dari kata kerja dasar bahasa Makonde yang bermaksud “membungkuk”, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia) (Powers and Logue 2007).
     Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur tubuh penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki, serta persendian tangan dan kaki. Gejala penyakit ini termasuk demam mendadak yang mencapai 39 derajat C. Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah, meski sama tapi penyakit ini tidak mematikan. Penyakit ini pertama kali dicatat di Tanzania Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia kejadian luar biasa (KLB) Chikungunya pada tahun 1982. 

Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah :

     Tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang - tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejalanya memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu.
     
Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.

Cara menghindari Chikungunya :

     Cara menghindari penyakit ini adalah dengan membasmi nyamuk pembawa virusnya. Ternyata nyamuk ini punya kebiasaan unik. 
1.  Mereka senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. 
2. Serangga bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar.
3. Nyamuk ini sangat menyukai tempat yang gelap dan pengap. Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.
Pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Mulailah pola hidup sehat agar tercipta lingkungan yang bersih dan bebas penyakit.

Daftar Pustaka :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23166/4/Chapter%20II.pdf
http://www.garutkab.go.id/download_files/article/Penyakit%20Chikungunya.pdf

Sabtu, 11 April 2015

Perhitungan Alkalimetri


Indikator PP 1% 

(1 mahasiswa 9 tetes x 36 = 324 tts =360 tts : 20 = 18 ml) 1/100x 18 = 0,18 gram )

- Menimbang reagen PP 1% sebanyak 0,18 gram (180 mg)
- Melarutkan dalam 10 ml etanol
- Menambahkan aquadest add 18 ml
- Melakukan pengecekan pH larutan (hasil harus dalam range 4,8 – 6,0 (asam)
- Memasukkan ke dalam botol penampung, beri label (nama indikator, pH, tanggal pembuatan)

NaOH 0,1 N 

( 1mhs 150 ml x 36 = 5400 ml + pembakuan 150 ml = 5550 ml= 6 liter)
N/V x BM x ml.pembuatan/1000 0,1/1 x 40 x 6000/1000 = 24 gram/ 6 liter.

- Larutkan kurang lebih 24 gram NaOH ke dalam 6000 mL aquades dalam botol tertutup gabus dilapisi plastik, jika perlu dekantasi.
- Sementara itu panaskan 1 L aquades didihkan 5-10 menit (sejak mendidih). Kemudian dinginkan dan masukkan ke dalam botol yang tertutup plastic.
- Dengan menggunakan pipet ukur ambil 6,5 mL larutan NaOH tersebut (bagian yang jernih) masukkan ke dalam botol yang berisi aquades yang telah didihkan tadi. Beri etiket setelah botol dikocok.

Bakukan NaOH ini dengan larutan asam. H2C2O4.5H2O 0,1 N 

( pembakuan = 30 ml = 50 ml) 0,1/2 x 126,07 x 50/1000 = 0,315175 gram/ 50 ml = 315 mg/50 ml )

- Timbang dengan teliti H2C2O4.5H2O yang 315 mg, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 50 mL, larutkan dengan aquades sampai tepat tanda batas, tutup labu ukur dan kocok sampai homogen.